top of page
Search
  • Writer's pictureArtana Diva Syabilla

Kritik Terhadap Kehidupan Romansa pada Puisi "Frankie and Johnnie" [Full Verse] karya Anonim


I. Pendahuluan

Karya sastra secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga bidang studi, yaitu teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Studi mengenai teori sastra berfokus pada pengertian sastra, hakikat sastra, penelitian sastra, dan gaya bahasa penulisan. Studi terkait sejarah sastra berkaitan dengan perkembangan karya sastra, semetara studi terkait kritik sastra berkaitan dengan penilaian atau pertimbangan suatu karya sastra. Kritik sastra juga dapat didefinisikan sebagai analisa, kajian, kritik, telaah mengenai karya sastra. Kritik Sastra dibagi lagi menjadi tiga jenis kajian, yaitu kritik berdasarkan kajian teori tertentu, kritik berdasarkan kajian historis, dan kritik berdasarkan isi dari karya sastra itu sendiri dan kesan pengkritik terhadap karya sastra tersebut, atau biasa disebut kajian praktis.

Karya sastra yang akan dibahas dan dikritik pada esai ini adalah puisi ballad Frankie and Johnnie yang bertemakan kisah cinta tragis. Objek yang akan dibahas dalam kritik ini adalah karakter Frankie dan Johnnie, beserta konflik yang mereka alami. Kedua unsur tersebut dapat dianalisa melalui gaya bahasa yang terdapat pada puisi, dan memiliki makna konotatif maupun denotatif. Tujuan dari analisa ini adalah mengkaji dan mengkritik puisi berjudul Frankie and Johnnie melalui teori cinta dan romansa yang dikemukakan oleh Dr. Helen Fisher seorang pakar di bidang terkait, sehingga pembaca dapat menginterpretasikan bagaimana hubungan romansa antara Frankie dan Johnnie, dan apa yang membuat Johnnie berselingkuh hingga berujung tragis.


II. Pembahasan

- Puisi Frank and Johnnie

Puisi berjudul Frank and Johnnie merupakan puisi bergenre ballad. Puisi Ballad merupakan puisi yang menceritakan tentang suatu kejadian yang biasanya tragis. Sehingga, puisi ballad akan cenderung panjang dan memiliki repetisi dalam setiap baitnya. Dalam puisi ballad, biasanya setiap bait memiliki empat baris dan keempat baris itu menyusun susunan rima yang padu dan membuat puisi tersebut menjadi indah. Ballad berkembang dari mulanya puisi menjadi puisi yang diiringi musik, dan puisi ballad saat ini lebih dikenal dengan lirik lagu cinta.

Meskipun puisi ini ditulis oleh Anonim, namun puisi ini diadaptasi dari kisah nyata pembunuhan sadis di Saint Louis yang dilakukan oleh Frankie Baker, seorang tunasusila, di tahun 1899. Ia membunuh pasangannya, Albert Britt dikarenakan berselingkuh dengan wanita lain yang tidak lain adalah germonya sendiri. Frankie Baker kenal betul dengan wanita lain ini, sehingga menimbulkan kebencian yang mendalam dan hal tersebut menjadi pemicu aksi brutalnya. Setelahnya, banyak lirik ballad yang ditulis untuk mengenang kisah tragis ini.

Tema dari puisi ini, seperti yang telah disinggung sebelumnya, merupakan kisah cinta yang berakhir tragis dari pasangan Frankie dan Johnnie. Pada puisi ini, Frankie, adalah seorang wanita yang bekerja keras untuk membahagiakan pasangannya yaitu Johnnie, yang ternyata berselingkuh di belakangnya dengan wanita tunasusila yang dalam puisi ini dinamakan Nellie Bly. Pengkhianatan yang terjadi bukan tanpa alasan, maka dari itu penulis akan mengulas secara singkat bagaimana hubungan romansa antar keduanya.


- Hubungan Romansa dari Sudut Pandang Frankie

Cinta adalah sesuatu yang sakral. Umumnya, manusia akan merasakan cinta semenjak kecil ketika ia mulai diasuh oleh ibu dan ayahnya. Namun, cinta jenis itu adalah cinta yang paling murni dan suci. Ketika beranjak dewasa, manusia akan sadar bahwa cinta memiliki banyak jenis sesuai dengan kepada siapa cinta tersebut akan ditujukan.

Helen Fisher, yang merupakan seorang pakar cinta dan mendalami tentang keberadaan cinta, mengemukakan bahwa cinta terdiri dari tiga jenis yaitu (1) nafsu yang merupakan tingkat cinta terbawah dikarenakan semua orang pasti memiliki nafsu testoteron yang harus dipenuhi—bentuk cinta ini biasanya tidak terlalu dalam dan memiliki durasi yang pendek dikarenakan hanya berdasarkan oleh nafsu keduanya, (2) daya tarik romansa yang muncul ketika kita mulai remaja dan menyukai orang lain—hal ini akan mempengaruhi sifat dan sikap kita ketika berada di sekitarnya—bentuk cinta ini melepaskan hormon estrogen yang membuat manusia menjadi menyenangkan, namun belum tentu berakhir bahagia, dan yang terakhir (3) keterikatan yang melibatkan perasaan yang emosional dan memiliki jangka waktu panjang—kondisi ini melepaskan hormon oksitoksin dan vasopresin yang membuat pasangan menjadi bergantung satu sama lain. (Fisher, 2004:1).

Fisher juga pernah melakukan studi kolaboratif dengan Dr. Lucy L. Brown, Dr. Arthurt Aron, dan beberapa peneliti lainnya mengenai apa hubungan jatuh cinta dengan cara kinerja otak. Hasil riset mengatakan bahwa ketertarikan romansa memiliki hubungan dengan kondisi psikologis dan kinerja otak. Bila cintanya berbalas, maka manusia akan cenderung kuat, termotivasi, memiliki insting, dan bahagia. Sebaliknya, bila cintanya ditolak atau tidak tersampaikan dengan baik, dari hasil riset mengatakan beberapa orang akan bunuh diri dan terpukul, bahkan merasakan trauma mendalam.

Studi tersebut juga menemukan suatu fakta baru, bahwa wanita cenderung lebih butuh sosok yang melindungi, dan memori wanita sangat tajam dalam hubungan. Sementara, lelaki cenderung memainkan logikanya dan tidak terlalu ingat dengan kejadian ataupun perasaan yang dialaminya (Fisher, 2004:3).

Dalam puisi ini diceritkakan bahwa sebelumnya, Frankie dan Johnnie adalah pasangan yang berbahagia, seperti yang digambarkan pada stanza pertama, ‘O my Gawd, how they could love / They swore to be true each other’. Bila mengambil latar sosial dan latar belakang puisi ini, Johnnie adalah figur lelaki yang awalnya tertarik dengan Frankie karena pertemuannya di rumah bordil. Frankie dan Johnnie yang memiliki intensitas bertemu semakin sering dikarenakan butuh memenuhi nafsunya di rumah bordil tersebut, memiliki ketertarikan romansa sehingga akhirnya jatuh cinta. Ketika Frankie menemukan sosok lelaki yang menerimanya dan mencintainya, maka Frankie mulai menunjukkan cintanya, namun dengan cara memanjakan Johnnie dengan penghasilan Frankie (stanza 2-4). Apabila dianalisis secara tekstual, maka Frankie-lah yang cenderung dominan dalam mengutarakan perasaannya kepada Johnnie. Dalam puisi ini, tidak digambarkan bagaimana perasaan Johnnie sebenarnya kepada Frankie, yang dapat diasumsikan bahwa Johnnie tidak memiliki keterikatan romansa dengan Frankie.

Ketika seseorang mulai jatuh cinta, maka pengorbanan sekecil apapun akan dilakukan untuk membahagiakan pasangannya. Menurut penelitian di Harvard (2017), seorang kekasih yang sedang jatuh cinta akan mengabaikan lingkungannya bahkan kenyataan di sekitarnya dan fokus dengan hal baiknya, sehingga muncullah ekspektasi baik yang diciptakan di benak Frankie. Frankie melihat hubungan mereka berdua sebagai hubungan yang saling terikat, sehingga pada saat ia mengetahui bahwa Johnnie ternyata masih rutin melakukan hubungan seksual dengan wanita tuna susila, maka Frankie sangat terpukul. Menurut Helen Fisher (2004:3), ketika terjadinya kekecewaan dalam hubungan romansa, maka kemungkinan reaksi yang muncul ada dua, yaitu reaksi protes, yang membuat seseorang tetap mencintai pasangannya dan berusaha merebut perhatian pasangan tersebut, dan reaksi keputusasaan yang bermuara pada perpisahan dan kebencian.

Dalam kasus yang terjadi pada puisi ini, setelah Frankie mengetahui bahwa Johnnie berselingkuh dengan Nellie Bly (yang dikatakan sebagai germo dari rumah bordil dimana Frankie bekerja), Frankie mengalami reaksi keputusasaan atau despair. Ia mengungkapkan emosi kekecewaan dan keputusasaannya dengan memaki seluruh orang yang ada di rumah bordil tersebut dengan kata ‘Stand back, all you chippies / Or I’ll blow you all to hell’. Setelahnya, Frankie diceritakan kembali untuk menyambangi kamar dimana Johnnie dan Nellie sedang ‘loving up’ (bait ke-11). Begitu cepatnya Frankie mengubah kekecewaannya menjadi pembalasan dendam yang berakhir dengan pembunuhan Johnnie di hadapan Nellie, selingkuhannya. Frankie yang emosi digambarkan dengan kalimat ‘But she pressed hard on the trigger / And the gun went roota-toot-toot’ (bait ke-13) yang mengindikasikan ia menembakkan pistolnya penuh dengan amarah sehingga imaji auditori yang digambarkan memiliki bunyi yang brutal.

Cinta itu seperti ketergantungan, menurut Fisher. Terbukti, setelah Frankie membunuh Johnnie dengan brutal dan sadis, ia menyesali perbuatannya dengan mengatakan ‘Oh, Lord, have mercy on me, ‘ I’d like to take his place’ (bait ke-21). Meskipun Frankie membencinya karena Johnnie berselingkuh, namun di lubuk hatinya, masih ada perasaan cinta untuk Johnnie.


- Hubungan Romansa dari Sudut Pandang Johnnie

Johnnie pertama kali bertemu Frankie di rumah bordil sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk memiliki hubungan romansa. Sosok Johnnie memang selalu diceritakan dalam puisi ini, namun kita tidak pernah mengetahui isi hati Johnnie secara eksplisit.

Dari gaya bahasa puisi tersebut, banyak simbol yang menyiratkan bahwa Johnnie hanya memanfaatkan harta dan kepolosan Frankie yang mau melakukan apa saja demi melihat Johnnie bahagia. Simbolisasi itu ditunjukkan dengan kata a suit of clothes, a watch and chain, dan his bran’ new suit. Empat benda tersebut memiliki harga yang cukup mahal dan biasanya digunakan oleh bangsawan di era tersebut, mengingat latar dari puisi ini adalah pada tahun 1800-an. Bila memang Johnnie mendapat barang mahal, mengapa Johnnie tetap berselingkuh?

Seperti dikutip pada laman hellosehat.com, terdapat beberapa alasan mengapa lelaki berselingkuh diantaranya, (1) kurangnya kepuasan seksual dalam pernikahan, (2) kurangnya kepuasan emosional dalam pernikahan, (3) hasrat untuk mendapatkan rasa penghargaan dari orang lain, (4) tidak lagi cinta dengan pasangannya dan menemukan sosok baru, dan (5) balas dendam untuk memenuhi hasrat lelaki.

Dalam puisi ini, ada satu bait yang dapat mengindikasikan mengapa Johnnie berselingkuh, yaitu pada bait ke-empat, ‘Frankie went down to Memphis / Went on the morning train / Paid a hundred dollars’. Hal ini secara implisit menggambarkan bahwa demi mendapat pekerjaan dan upah yang lebih baik dan normal, Frankie berkorban untuk bekerja keras hingga ke kota Memphis yang digambarkan agak jauh, karena dapat dicapai menggunakan kereta pagi. Meskipun niat Frankie baik, rupanya keabsenan dirinya dalam menemani Johnnie menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Johnnie yang merasa kesepian dan memiliki nafsu seksual yang harus dipenuhi pun akhirnya kembali mendatangi rumah bordil.

Selain itu, perilaku Frankie yang memanjakan Johnnie dapat dilihat dari sudut pandang lain sebagai merendahkan derajat lelaki. Pada umumnya, lelaki-lah yang harusnya bekerja keras dan memanjakan wanita, namun dalam puisi ini, hal tersebut berbalik dan mungkin saja membuat harga diri Johnnie tercoreng. Kekesalan tersebut menumpuk di pikiran Johnnie tanpa diungkapkan kepada Frankie, dan membuatnya jatuh lagi ke lubang yang sama. Peran Frankie sebagai pasangan yang dapat memenuhi kebutuhan emosional dan seksual Johnnie tidak ada di sini sehingga pada akhirnya Johnnie menemukan seseorang yang baru yang memiliki hal yang tidak dimiliki oleh Frankie.


- Tanggapan Terhadap Puisi Frankie and Johnnie

Menurut saya, bila dilihat melalui kacamata realita sosial, puisi ini begitu gamblang menggambarkan permasalahan sepasang kekasih. Hal yang menjadi janggal disini adalah Frankie yang sibuk bekerja sehingga melupakan perasaan Johnnie, dan Johnnie yang melampiaskan nafsunya kepada Nellie Bly, yang padahal seharusnya dapat dikomunikasikan secara baik. Selain itu, puisi ini juga menggambarkan bahwa kenyataan pahit yang dialami seseorang dapat menjadikannya sebagai orang yang baru—tidak memiliki belas kasihan dan berubah menjadi sadis, sama seperti Frankie. Namun, cinta yang tulus dan murni itu seperti candu, yang mampu membuat Frankie menyesali perbuatannya. Maka menurut pendapat penulis, Johnnie melihat Frankie sebagai lust atau ketertarikan seksual, padahal Frankie melihat Johnnie sebagai hubungan keterikatan.


III. Penutup

Frankie and Johnnie merupakan kisah cinta tragis yang tertuang pada puisi ballad yang ditulis oleh Anonim. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, hubungan mereka harus berakhir tragis dikarenakan beda pandangan dan visi terhadap hubungan romansa mereka. Penelitian lebih lanjut mengenai kondisi psikologis Frankie dan Johnnie dapat dilakukan oleh para kritikus lain sehingga pembaca dapat memahami kisah romansa mereka dari sudut pandang teori yang lain.


Daftar Pustaka

Fisher, Helen. (2004). What is Love?. BBC World Service Magazine. (http://www.helenfisher.com/downloads/articles/08bbconair.pdf diakses pada 2 Mei 2020).

Hardjana, Andre. (1991). Kritik Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

K.S, Yudiono. (2009). Pengkajian Kritik Sastra Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wu, Katherine. (2017). Love, Actually: The Science Behind Lust, Attraction, and Companionship. Harvard University: Science in The News Blog.

541 views0 comments

Recent Posts

See All
Post: Blog2_Post
bottom of page